My Discovery

Beranda » 2015 » Maret

Monthly Archives: Maret 2015

Perekonomian di Indonesia

Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam. Dengan banyaknya SDA yang dimiliki Indonesia, tak heran banyak negara dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong untuk melakukan berbagai kerjasama dengan Indonesia. Salah satu bentuk kerjasama yang bisa dilakukan yakni dengan kegiatan ekspor-impor barang. Sebelumnya saya akan mengingatkan kembali mengenai pengertian ekspor dan impor.

Ekspor adalah suatu kegiatan menjual barang ke luar negeri. Sedangkan impor kebalikan daripada ekspor, yakni kegiatan membeli barang yang berasal dari suatu negara. Kegiatan ekspor-impor ini dapat berupa barang-barang migas dan non migas. Barang migas antara lain minyak mentah, hasil minyak, dan gas. Sedangkan barang non migas antara lain pertanian, industri pengolahan, pertambangan dan lainnya.

Berikut ini adalah grafik dan tabel perkembangan ekspor Indonesia dari Januari 2013 sampai dengan Januari 2015.

grafikekspor

Sumber : bps.go.id

Berdasarkan grafik nilai ekspor Indonesia sejak Januari 2013-Januari 2015, dapat dilihat bahwa nilai ekspor Indonesia, baik sektor migas maupun non migas mengalami fluktuasi. Bila kita amati perubahan dalam sektor migas tidak terlalu signifikan malahan cenderung stagnan hanya berada di kisaran US$3000 juta. Sedangkan dalam sektor non migas terlihat perubahannya di kisaran 12.000US$ juta sampai dengan US$13.000 juta dan sempat berada pula di titik US$10.000 juta pada September 2014.

tabelekspor

Sumber : bps.go.id

Nilai ekspor Januari 2015 sebesar US$13,30 miliar, turun 9,03 persen jika dibanding ekspor Desember 2014 dan turun 8,09 persen dibanding ekspor Januari 2014. Nilai ekspor nonmigas Januari 2015 mencapai US$11,22 miliar yang terdiri dari produk hasil pertanian US$0,44 miliar, hasil industri pengolahan US$9,07 miliar, serta hasil tambang dan lainnya US$1,72 miliar.

Selanjutnya  adalah grafik dan tabel perkembangan impor Indonesia dari Januari 2013 sampai dengan Januari 2015

grafik impor

Sumber : bps.go.id

Berdasarkan grafik nilai ekspor Indonesia sejak Januari 2014-Januari 2015, dapat dilihat bahwa nilai impor Indonesia, baik sektor migas maupun non migas juga mengalami fluktuasi sama halnya seperti kegiatan impor. Jika diamati perubahan dalam sektor migas tidak terlalu signifikan malahan cenderung stagnan hanya berada dikisaran US$2 miliar sampai dengan US$4 miliar dan terlihat menurun pada Januari 2015. Sedangkan dalam sektor non migas terlihat perubahannya di kisaran US$10 miliar sampai dengan US$13 miliar.

tabelimpor

Sumber : bps.go.id

Nilai impor Januari 2015 sebesar US$12,59miliar, turun12,77 persen dibanding impor Desember 2014 dan turun15,59persen jika dibanding impor Januari2014. Nilai impor menurut golongan penggunaan barang Januari 2015 mencakup barang konsumsi sebesar US$0,79miliar, bahan baku/penolong US$9,61miliar, dan barang modal US$2,20 miliar.

 

Berdasarkan grafik dan tabel kegiatan ekspor-impor Indonesia yang telah disajikan sebelumnya, dapat dilihat bahwa Indonesia lebih banyak melakukan kegiatan impor dibandingkan ekspor. Padahal Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Dan pada dasarnya Indonesia memiliki sumber daya migas yang banyak tapi ekspor di sektor migas justru kalah dengan sektor non migas. Hal itu disebabkan karena Indonesia belum dapat mengolah sumber daya alam yang dimiliki dengan optimal. Bila sektor ekspor migas dapat dikelola dan diolah dengan manajemen yang baik maka akan  mendorong meningkatnya kegiatan ekspor Indonesia sehingga perekonomian di Indonesia akan meningkat pula.

Sumber: bps.go.id

Indonesia dalam Dunia Internasional

peringkat

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sangat berpengaruh di dunia. Berdasarkan Global Competitiveness Indeks, Indonesia berada di peringkat 34 dari 144 negara dari berbagai belahan dunia. Global Competitiveness Indeks menilai tiap Negara dari beberapa kriteria, yakni terdiri dari dua belas pilar. Kedua belas pilar tersebut antara lain:

tabel indeks'

  • Pilar pertama : Institusi (Institutions)
  • Pilar kedua : Infrastruktur (Infrastructure)
  • Pilar ketiga : Lingkungan Ekonomi Makro (Macroeconomic Environment)
  • Pilar keempat : Kesehatan dan Pendidikan Primer (Health and Primary Education)
  • Pilar kelima : Tingkat Pendidikan dan Pelatihan (Higher Education and Training)
  • Pilar keenam : Efisiensi Pasar Produksi (Goods Market Efficiency)
  • Pilar ketujuh : Efisiensi Pasar Tenagakerja (Labor Market Efficiency)
  • Pilar kedelapan : Pengembangan Pasar Modal (Financial Market Development)
  • Pilar kesembilan : Kesiapan Teknologi (Technological Readiness)
  • Pilar kesepuluh : Ukuran Pasar (Market Size)
  • Pilar kesebelas : Kepiawaian Berbisnis (Business Sophistication)
  • Pilar keduabelas : Inovasi (Innovation)

Keduabelas pilar  tersebut dapat dilihat rincian dibawah ini :

2

3

4

1st

2nd

3rd

4th

5thh

6th

6th- Copy

7th

8th

9th 10th

11th

12th

Dari keduabelas pilar diatas dapat dijelaskan bahwa Indonesia berada di posisi 34, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, terus mengalami perkembangan hampir di semua aspek. Peningkatan dalam daya saing ini kemungkinan akan berkontribusi dalam menunjang kesempatan Indonesia dalam berkompetisi. GDP Indonesia tumbuh 5.8 persen tiap tahun sejak 2004 dibawah kepemimpinan yang baru, yang mengatakan bahwa kinerja secara keseluruhan di Indonesia masih tidak merata. Infrastruktur dan konektivitas terus ditingkatkan. Yaitu naik 5 peringkat dari tahun lalu dan telah naik 20 peringkat sejak 2011, peringkat Indonesia saat ini berada pada posisi 56 berdasarkan pilar GCI. Kualitas dari ptata kelola publik dan swasta sedang menguat. Indonesia naik 14 tingkat ke peringkat 53 sebagai hasil kemajuannya di 18 dari 21 indikator komposisi pilar ini. Selanjutnya, Indonesia menempati peringkat ke-36 yakni tempat yang luar biasa untuk efisiensi pemerintah. Korupsi merupakan hal yang lazim di Indonesia (87th) namun sudah mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir.  Keadaan makro ekonomi memburuk antara tahun 2012 dan 2013 dilatarbelakangi oleh tingginya defisit, namun sangat memuaskan (34th turun 8). Situasi pasar tenaga kerja (110th, turun 7) sejauh ini adalah aspek yang paling lemah, dilihat dari kekakuan prosedur dalam hal pengupahan, perekrutan dan pemecatan tenaga kerja. Bank dunia memperkirakan bahwa rata-rata biaya asosiasi membuat para pekerja bekerja yaitu setara dengan 58 minggu dengan sekali upah (139th) tak hanya itu, peran wanita dalam angakatan kerja masih rendah (112th). Bidang lain yang perlu diperhatikan adalah kesehatan masyarakat (99th). Timbulnya penyakit menular dan tingkat kematian bayi adalah yang paling tinggi diluar dari sub-saharan Africa. Selain itu , akses terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi masih rendah (40 persen dari populasi masih tidak memiliki akses rutin ke fasilitas sanitasi) . Dalam hal kelestarian lingkungan , penggundulan hutan , penipisan stok ikan , dan kurangnya pengelolaan air terus merusak ekosistem di Indonesia sangat beragam . Peraturan lingkungan dan penegakannya tetap tidak mencukupi , menmbuat sumber daya alam Indonesia yang tak ternilai daalam bahaya. Beralih ke daya saing kecanggihan teknologi, kesiapan dalam teknologi Indonesia mengalami ketertinggalan (77th). Penggunaan TIK oleh penduduk pada umumnya masih relatif rendah (94th, turun 10).

Peringkat Indonesia saat ini masih kalah jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Singapura menempati urutan kedua peringkat dunia, Malaysia menempati urutan 20, dan Thailand berada 3 peringkat diatas Indonesia yakni di posisi 31. Lalu diikuti dengan Philippines di peringkat 52, Vietnam peringkat 68, Laos peringkat 93, Cambodia peringkat 95, Myanmar peringkat 134, dan Timor Leste peringkat 136.

Sumber : Global Competitiveness Indeks